(c) apc institute
Foto Liputan Program Photo Rendezvous #11 bersama Tommy Lee & Penutupan Pameran Foto “Retracing Our Steps” di GIM – Rabu 11 April 2012
Liputan Photo Rendezvous #10 bersama Oscar Motuloh & Jay Subyakto @ CHIP Foto Video Edisi Januari 2012
Tulisan Singkat & Foto Liputan Program Photo Rendezvous Bersama Oscar Motuloh & Jay Subiyakto @ Cawan Photo Space – Kamis 8 Desember 2011
SEBUAH SIKAP DALAM VISUAL FOTO
Oleh Galih Sedayu
Photography Now. Tema ini diangkat menjadi isu utama dalam program rutin Photo Rendezvous #10 yang digagas oleh APC Institute (air photography communications), bertempat di Cawan Photo Space, Surapati Core blok M32 Bandung. Tamu pembicara program Photo Rendezvous kali ini yaitu Oscar Motuloh dan Jay Subyakto yang dimoderatori oleh Galih Sedayu selaku pengelola APC Institute. Oscar Motuloh merupakan seorang pewarta foto senior dan kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara di Jakarta. Sedangkan Jay Subyakto adalah seorang fotografer, penata artistik dan sutradara di berbagai video musik, konser dan iklan.
Moderator Galih Sedayu membuka program diskusi ini dengan sebuah paparan singkat mengenai sejarah dan peran fotografi. Dari mulai fotografi ditemukan pada tahun 1839 oleh Louis Jacques Mande Daquerre, lalu kemunculan fotografi pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Jurrian Munich pada tahun 1841, kemudian pendokumentasian foto yang cukup lengkap tentang Indonesia oleh Walter Woodbury dan James Page tahun 1857, diakhiri dengan fotografer pribumi pertama di Indonesia yaitu Kassian Cephas yang diangkat menjadi fotografer keraton pada tahun 1870 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IV. Sehingga pada akhirnya muncul pertanyaan menyoal perubahan-perubahan apa saja yang signifikan mengenai perkembangan fotografi dari sisi karya foto yang dibuat oleh si pemotret, sejak era dahulu hingga masa kini.
Oscar Motuloh pun menjawab bahwasanya tidak ada yang berubah secara signifikan perihal karya fotografi yang diciptakan oleh fotografer sejak jaman dulu dan sekarang, selama isu yang dihadirkan adalah content atau isi foto. Karena menurut Oscar, sejatinya media fotografi itu digunakan oleh seorang pemotret untuk menyampaikan opini atau komentar perihal apa yang dilihat oleh masing-masing pemotret. It’s about an art of seeing. Oleh karena itu karya foto yang memiliki muatan dan pesan sosial misalnya, tidak terlepas dari pengaruh ide, wawasan dan skill dari si pemotret. Oscar pun mengumpamakan sebenarnya ketika kita membaca, menulis atau memikirkan sebuah peristiwa tertentu, pada saat itulah muncul sebuah gambar yang terlintas di dalam imajinasi kita sendiri. Karenanya Oscar berpendapat bahwa pada jaman sekarang, sangatlah penting kekuatan sebuah ide dalam menghasilkan karya foto karena ia menjadi landasan utama dalam proses kreatif fotografi yang pada akhirnya menciptakan subyektifitas pada obyek yang direkam. Setelah itu Oscar menyajikan secara visual sebuah iklan FIAT berdurasi kurang lebih 1,5 menit untuk memberikan pemahaman bahwasanya saat ini gambar dan audio dapat menjadi satu kesatuan yang utuh di dalam memaknai sebuah tujuan penyampaian visual. Kemudian Oscar menutup pemaparannya dengan sebuah slide show karya foto hitam putih yang dibuatnya mengenai bencana lumpur lapindo di Sidoarjo. Dimana aransemen musik yang menjadi back sound karya fotonya diciptakan oleh komposer Toni Prabowo dan diisi oleh suara vocal dari Nya Ina Raseuki atau Ubiet. Bila kita lihat, Slide Show yang diberi judul Atlantis Van Java ini bagaikan sebuah eufemisme visual yang menyindir pemerintah dalam menangani bencana lumpur lapindo.
Akhirnya tiba giliran Jay Subyakto yang memaparkan materinya. Slide pertama yang diperlihatkan adalah sebuah tulisan dari salah satu brosur hotel yang dilihatnya, berbunyi “Why not think things that have never been thought before”. Tulisan inilah yang menginspirasi seorang Jay untuk menciptakan karya-karya visual baik itu foto dan video, yang berbeda dari yang lainnya. Ia mengutarakan bahwa mengapa kita harus membuat sebuah karya yang sama dengan orang lain, kenapa kita tidak berani membuat sesuatu yang berbeda atau melawan pakem-pakem yang ada. Ia pun memberikan contoh beberapa karya fotonya yang disajikan Out of Focus, yang mungkin bagi sebagian orang menentang foto hasil bidikannya dan berpendapat bahwa foto tidak fokus itu adalah foto yang gagal. Lalu Jay bercerita pada umumnya banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan jasa sutradara iklan dengan mengimpor mereka dari luar negeri. Sehingga kadang lokasi syutingnya pun dilakukan di luar Indonesia. Padahal menurut jay, semua tim yang diperlukan untuk menggarap iklan itu sudah tersedia dan ada di Indonesia. Dari mulai sutradara, director of photography (dop), hingga digital imaging artist. Untuk itulah Jay selalu memberikan persyaratan kepada semua klien yang ingin menggunakan jasa profesionalnya, agar semua tim kerjanya wajib menggunakan tenaga ahli dari Indonesia dan lokasi syutingnya pun wajib di Indonesia. Prinsip itulah yang dipegang teguh oleh Jay hingga kini karena ia ingin memberikan pemahaman bahwa sudah sepatutnya lah kita harus bangga terhadap Negara Indonesia, terhadap apa yang bangsa kita miliki sekarang.
Ada beberapa karya visualnya dalam bentuk iklan yang dipresentasikan pada program Photo Rendezvous ini. Diantaranya iklan salah seorang pengusaha tenun, iklan produk citra dan iklan produk rokok Gudang Garam. Banyak hal menarik yang disampaikan olehnya ketika menggarap iklan-iklan tersebut. Seperti pada saat Jay diminta untuk menggarap iklan produk kecantikan citra. Saat itu ia memberikan persyaratan kepada kliennya bahwa ia tidak mau mengambil gambar adegan wanita yang sedang lulur ataupun menampilkan kulit seorang wanita yang tadinya hitam lalu tiba-tiba berubah menjadi putih setelah menggunakan produk citra tersebut. Jay ingin membuat sebuah konsep baru bahwa ia ingin menampilkan sisi lain dari seorang wanita yaitu kekuatannya sehingga menjadi identik dengan produk kecantikan tersebut. Setelah iklan itu ditayangkan, ternyata Jay tidak pernah mendapatkan pekerjaan itu lagi. Meski begitu ia cuek karena baginya sangat penting untuk menjadi berbeda dan membuat karya-karya yang baru. Lalu ketika Jay membuat iklan visual Gudang Garam, ia pun memilih lokasi syuting di Lapindo dengan menggunakan ratusan tentara sebagai pemainnya, sembari (sebenarnya) menyindir soal bencana lumpur tersebut. Alhasil iklan tersebut hanya dapat tayang sepekan di TV karena langsung mendapat kecaman dan teguran dari Bakrie Group. Sebegitunya. Tapi walaubagaimanapun, misi seorang Jay pada saat itu telah berhasil karena ratusan juta masyarakat Indonesia sempat melihat tayangan visual tersebut. Bila kita lihat, garapan visual apik yang dibuat oleh seorang Jay merupakan cuplikan-cuplikan fotografis yang sangat kental. Dia mencoba untuk menjahit pesan, harapan dan provokasi yang menggelora dalam dirinya sehingga menjadi sebuah kain yang utuh dalam bentukan visual yang diciptakannya. Bila kita bertanya kepada Jay, apa yang menjadi relevansi antara karya-karyanya dengan isu Photography Now? Mungkin baginya adalah sebuah cara lain, cara pandang dan cara pemahaman baru dalam menyikapi sebuah isu yang ditiupkan bersama dengan sebuah prinsip yang menjunjung tinggi kebenaran serta nilai-nilai yang mulia bagi masyarakat kita. Tentunya kita semua harus memiliki sikap optimis bahwa fotografi mampu untuk itu.
PHOTO RENDEZVOUS #10 – “Photography Now” featuring Oscar Motuloh & Jay Subiyakto…{CLOSED}
Menjumpai Sahabat
APC Institute mengundang para sahabat untuk menghadiri program
PHOTO RENDEZVOUS #10
Discussion Talk, Porfolio Reviews, and Story Behind The Shoot
TEMA
“Photography Now”
PEMBICARA
Oscar Motuloh
Fotografer, Pewarta Foto & Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara
Jay Subiyakto
Fotografer & Penata Artistik
TEMPAT
Cawan Photo Space
Ruang Fotografi Publik
Surapati Core Blok M32 Lt3
Jalan PHH.Mustofa 39
Bandung
WAKTU
Kamis 8 Desember 2011
Pukul 19.00 wib – 20.30 wib
KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir mohon menuliskan nama, nomor handphone & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.
Photo Rendezvous adalah sebuah program edukasi yang diinisiasi oleh APC Institute berupa presentasi foto, diskusi dan cerita di balik pemotretan yang disampaikan oleh seorang pembicara. Penyelenggaraan program Photo Rendezvous tidak memiliki jadwal yang tetap. Karenanya kehadiran Photo Rendezvous ibarat maling yang tidak pernah mengentuk pintu sebelumnya. Photo Rendezvous bisa hadir sebulan sekali, sebulan tidak sama sekali, seminggu sekali, tiga kali sehari, atau sekali-sekali saja. Satu hal yang pasti, Photo Rendezvous akan selalu hadir selama fotografi kita belum mati. Sebab Photo Rendezvous ini ada dengan harapan agar fotografi selalu hidup dan dapat memberikan ruh bagi kita semua yang mengaku sebagai masyarakat visual. Oleh karena itu kami berharap agar Photo Rendezvous dapat menciptakan jejaring di antara komunitas kreatif, membangun rasa persaudaraan dalam satu jiwa serta menghasilkan karya-karya yang dapat meninggalkan jejak peradaban bagi manusia. Sehingga tidak akan pernah ada kata kesepian dalam fotografi kita.
Mari bergerak bersama kami…
INFO LANJUT
APC Institute
air photography communications
agency, education centre & program management of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
facebook: apc institute & twitter: @apcinstitute
http://www.airfotonetwork.wordpress.com
Foto Liputan Program Photo Rendezvous #9 bersama Harastoeti Dibyo Hartono @ Grand Royal Panghegar Bandung – 21 November 2011
PHOTO RENDEZVOUS #9 : “Pendataan Visual Bangunan Cagar Budaya” oleh Harastoeti Dibyo Hartono…{CLOSED}
Menjumpai Sahabat
APC Institute bekerjasa sama dengan Grand Royal Panghegar mengundang para sahabat untuk menghadiri program
PHOTO RENDEZVOUS #9 – Discussion Talk, Porfolio Reviews, and Story Behind The Shoot
Photo Rendezvous adalah sebuah program edukasi yang diinisiasi oleh APC Institute berupa presentasi foto, diskusi dan cerita di balik pemotretan yang disampaikan oleh seorang pembicara. Penyelenggaraan program Photo Rendezvous tidak memiliki jadwal yang tetap. Karenanya kehadiran Photo Rendezvous ibarat maling yang tidak pernah mengentuk pintu sebelumnya. Photo Rendezvous bisa hadir sebulan sekali, sebulan tidak sama sekali, seminggu sekali, tiga kali sehari, atau sekali-sekali saja. Satu hal yang pasti, Photo Rendezvous akan selalu hadir selama fotografi kita belum mati. Sebab Photo Rendezvous ini ada dengan harapan agar fotografi selalu hidup dan dapat memberikan ruh bagi kita semua yang mengaku sebagai masyarakat visual. Oleh karena itu kami berharap agar Photo Rendezvous dapat menciptakan jejaring di antara komunitas kreatif, membangun rasa persaudaraan dalam satu jiwa serta menghasilkan karya-karya yang dapat meninggalkan jejak peradaban bagi manusia. Sehingga tidak akan pernah ada kata kesepian dalam fotografi kita.
PEMBICARA
Harastoeti Dibyo Hartono
– Penulis buku 100 bangunan cagar budaya di bandung
– Ketua Bandung Heritage
TEMA
“ Pendataan Visual Bangunan Cagar Budaya”
TEMPAT PAMERAN FOTO
Grand Royal Panghegar, Paseban Deco
Jalan Merdeka No 2
Bandung 40111
WAKTU
Senin 21 November 2011
Pukul 16.00 wib s/d 17.00 wib
PENDUKUNG PROGRAM
Grand Royal Panghegar
Bandung Heritage
Perpustakaan Fotografi Andhika Prasetya
KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir mohon menuliskan nama, nomor handphone & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.
Mari bergerak bersama kami…
INFO LANJUT
APC Institute
air photography communications
agency, program management & class of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
facebook.com/apc institute & twitter @apcinstitute
http://www.airfotonetwork.wordpress.com
Liputan Foto Program Photo Rendezvous #5 bersama Wiwit Setyoko @ Saung Angklung Udjo (18 Agustus 2011)
PHOTO RENDEZVOUS #8 – Moment at Prewedding Pictures by Wiwit Setyoko @ Saung Angklung Udjo…{CLOSED}
Menjumpai Sahabat
APC Institute mengundang para sahabat untuk menghadiri program
PHOTO RENDEZVOUS – Discussion Talk, Porfolio Reviews, and Story Behind The Shoot
Photo Rendezvous adalah sebuah program edukasi yang diinisiasi oleh APC Institute berupa presentasi foto, diskusi dan cerita di balik pemotretan yang disampaikan oleh seorang pembicara. Penyelenggaraan program Photo Rendezvous tidak memiliki jadwal yang tetap. Karenanya kehadiran Photo Rendezvous ibarat maling yang tidak pernah mengentuk pintu sebelumnya. Photo Rendezvous bisa hadir sebulan sekali, sebulan tidak sama sekali, seminggu sekali, tiga kali sehari, atau sekali-sekali saja. Satu hal yang pasti, Photo Rendezvous akan selalu hadir selama fotografi kita belum mati. Sebab Photo Rendezvous ini ada dengan harapan agar fotografi selalu hidup dan dapat memberikan ruh bagi kita semua yang mengaku sebagai masyarakat visual. Oleh karena itu kami berharap agar Photo Rendezvous dapat menciptakan jejaring di antara komunitas kreatif, membangun rasa persaudaraan dalam satu jiwa serta menghasilkan karya-karya yang dapat meninggalkan jejak peradaban bagi manusia. Sehingga tidak akan pernah ada kata kesepian dalam fotografi kita.
PEMBICARA
Wiwit Setyoko (Fotografer & Pemilik Gendhis Photography)
Beliau telah menggeluti dunia fotografi sejak tahun 1996. Pria lulusan Teknik Industri Universitas Jenderal Achmad Yani ini memang sudah lama menyukai fotografi. Berbagai pameran foto pernah diikutinya diantaranya “Reaksi Gelinjang Dia” (2001), “Bandung Sehari” (2001) bersama Komunitas Pemotret Bandung, “PAF 82 Tahun” (2003), dan lain sebagainya. Sejumlah penghargaan & prestasi di ajang kompetisi foto pun banyak diraih olehnya. Diantaranya menjadi pemenang Lomba Foto Selamatkan Karst Citatah, Kemilau Nusantara, Pos Indonesia, dll.
TEMA
“Moment at Prewedding Pictures”
(c) Gendhis Photography
TEMPAT
Saung Angklung Udjo
Jalan Padasuka No 114
Bandung 40192
WAKTU
Kamis 18 Agustus 2011
Pukul 19.00 s/d 20.30 wib
PENDUKUNG PROGRAM
Saung Angklung Udjo
Body Pack
Gendhis Photography
Kereta Api
KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir mohon menuliskan nama, nomor handphone & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.
Mari bergerak bersama kami…
INFO LANJUT
apc institute
agency, program management & creative school of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
facebook/apc institute & twitter @apcinstitute
http://www.apc-institute.com
Artikel Singkat & Liputan Foto Program Photo Rendezvous #7 oleh Ridwan Kamil di Festival Thanks to Nature (Cibubur, Sabtu 16 Juli 2011)
Tulisan oleh Bellanissa B. Zoditama
Foto oleh Ruli Suryono
APC Institute turut mengisi acara Festival Thanks to Nature yang diadakan oleh Teh Kotak pada hari sabtu tanggal 16 Juli 2011 di Caldera Camp, Kampung Maen, Bumi Perkemahan Cibubur dengan program yang bernama Photo Rendezvous. Photo Rendezvous #7 kali ini mengundang Ridwan Kamil sebagai pembicara. Ridwan Kamil adalah seorang arsitek, pehobi foto, pendiri Urbane Indonesia dan juga pelopor dari program Indonesia Berkebun. Pria kelahiran kota bandung pada tanggal 4 Oktober 1971 ini telah menjadi salah satu arsitek yang popular & inspiratif di kalangan industri rancang bangun di Indonesia. Sejak tahun 2003, ia telah menghasilkan beberapa karya arsitektur di berbagai negara di antaranya Singapura, Thailand dan Cina.
Dalam kesempatan kali ini, beliau memaparkan foto-foto arsitektur yang memiliki tema tentang keselarasan antara ruang huni dengan alam. Foto-foto tersebut menampilkan tentang berbagai macam bangunan indah baik di dalam ataupun di luar negeri, yang dapat mempengaruhi psikologi bagi manusia yang melihatnya. Menurutnya, manusia modern saat ini banyak terjangkit fenomena “urban stress” dimana mereka kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena terlalu lama menghabiskan waktu di dalam ruangan. Untuk itu diperlukan yang namanya ruang publik dengan area hijau yang ditanami pepohonan sehingga kita akan mendapatkan kesegaran baru yang membuat nyaman dan tenang. Ridwan kamil telah menjelajah sekitar 100 kota di seluruh dunia. Ia melihat bahwa di kota-kota dunia seperti london, pemerintahnya cukup peduli untuk membangun ruang publik yang dapat dinikmati oleh setiap warganya ketimbang membangun jalan tol.
Ridwan Kamil pun turut mempelopori Indonesia Berkebun yang telah berkembang di beberapa kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Bandung. Konsepnya adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong dan memberikan bibit kepada para partisipan untuk menanam berbagai macam tanaman yang dapat dimanfaatkan seperti sayur-sayuran dan lain sebagainya. Ia menyebutkan di jepang, hampir semua roof top bangunan seperti hotel ditanami berbagai macam tumbuhan hijau sehingga lebih menyerupai hutan ketimbang ruang kota. Diharapkan melalui foto-foto yang dipresentasikan, dapat membangun kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan dan mulai mencari cara untuk menghijaukan ruang-ruang public yang tidak terpakai. Karena menurut Ridwan Kamil, salah satu ciri kota yang sehat yaitu apabila anak-anak atau orang tua tidak merasa takut bila keluar rumah. Mereka akan merasa nyaman apabila banyak ruang hijau kota yang dapat dijadikan tempat untuk bermain.