Posts tagged ‘cawan photo space’

April 10, 2012

MATA HAWA #3 – Program Kupas, Simak & Dialog Karya Fotografi Kaum Wanita bersama Siti Desintha…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

APC Institute mengundang para sahabat untuk menghadiri program yang bernama

MATA HAWA #3
Program Kupas, Simak & Dialog Karya Fotografi Kaum Wanita
Mata Hawa adalah sebuah program fotografi yang akan selalu menghadirkan seorang tokoh sentral fotografer maupun pemotret yang merupakan kaum hawa/wanita. Materi fotografi yang dipaparkan oleh wanita-wanita yang didaulat sebagai pembicara ini dapat berupa slide show maupun presentasi karya secara langsung di hadapan sejumlah audience. Program ini diusung bukan untuk berbicara tentang masalah gender melainkan menegaskan kepada masyarakat bahwa karya fotografi yang dibuat oleh kaum pria maupun wanita adalah sama dan sejajar.

PEMBICARA
Siti Desintha

TEMA 
Perempuan & Profesi

(c) siti desintha

TEMPAT
Cawan Photo Space
Komplek Surapati Core Blok M32 Lt3
Jalan PHH.Mustofa 39
Bandung

WAKTU
Sabtu 21 April 2012
Pukul 15.00 wib – 17.00 wib

KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir mohon menuliskan nama, nomor handphone & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.

Mari mengalir sampai jauh…

INFO LANJUT
APC Institute
photography network centre
education – creativity – management
surapati core blok m32
jl. phh. mustofa 39 bandung
ph. +62-22-87242729 / 70160771
apc_institute@yahoo.com
facebook: APC institute & twitter: @apcinstitute
http://www.airfotonetwork.wordpress.com

Advertisement
December 9, 2011

Tulisan Singkat & Foto Liputan Program Photo Rendezvous Bersama Oscar Motuloh & Jay Subiyakto @ Cawan Photo Space – Kamis 8 Desember 2011

SEBUAH SIKAP DALAM VISUAL FOTO
Oleh Galih Sedayu

Photography Now. Tema ini diangkat menjadi isu utama dalam program rutin Photo Rendezvous #10 yang digagas oleh APC Institute (air photography communications), bertempat di Cawan Photo Space, Surapati Core blok M32 Bandung. Tamu pembicara program Photo Rendezvous kali ini yaitu Oscar Motuloh dan Jay Subyakto yang dimoderatori oleh Galih Sedayu  selaku pengelola APC Institute. Oscar Motuloh merupakan seorang pewarta foto senior dan kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara di Jakarta. Sedangkan Jay Subyakto adalah seorang fotografer, penata artistik dan sutradara di berbagai  video musik, konser dan iklan.

Moderator Galih Sedayu membuka program diskusi ini dengan sebuah paparan singkat mengenai sejarah dan peran fotografi. Dari mulai fotografi ditemukan pada tahun 1839 oleh Louis Jacques Mande Daquerre, lalu kemunculan fotografi pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Jurrian Munich pada tahun 1841, kemudian pendokumentasian foto yang cukup lengkap tentang Indonesia oleh Walter Woodbury dan James Page tahun 1857, diakhiri dengan fotografer pribumi pertama di Indonesia yaitu Kassian Cephas yang diangkat menjadi fotografer keraton pada tahun 1870 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IV. Sehingga pada akhirnya muncul pertanyaan menyoal perubahan-perubahan apa saja yang signifikan mengenai perkembangan fotografi dari sisi karya foto yang dibuat oleh si pemotret, sejak era dahulu hingga masa kini.

Oscar Motuloh pun menjawab bahwasanya tidak ada yang berubah secara signifikan perihal karya fotografi yang diciptakan oleh fotografer sejak  jaman dulu dan sekarang, selama isu yang dihadirkan adalah content atau isi foto. Karena menurut Oscar, sejatinya media fotografi itu digunakan oleh seorang pemotret untuk menyampaikan opini atau komentar perihal apa yang dilihat oleh masing-masing pemotret. It’s about an art of seeing. Oleh karena itu karya foto yang memiliki muatan dan pesan sosial misalnya, tidak terlepas dari pengaruh ide, wawasan dan skill dari si pemotret. Oscar pun mengumpamakan sebenarnya ketika kita membaca, menulis atau memikirkan sebuah peristiwa tertentu, pada saat itulah muncul sebuah gambar yang terlintas di dalam imajinasi kita sendiri. Karenanya Oscar berpendapat bahwa pada jaman sekarang, sangatlah penting kekuatan sebuah ide dalam menghasilkan karya foto karena ia menjadi landasan utama dalam proses kreatif fotografi yang pada akhirnya menciptakan subyektifitas pada obyek yang direkam. Setelah itu Oscar menyajikan secara visual sebuah iklan FIAT berdurasi kurang lebih 1,5 menit untuk memberikan pemahaman bahwasanya saat ini gambar dan audio dapat menjadi satu kesatuan yang utuh di dalam memaknai sebuah tujuan penyampaian visual. Kemudian Oscar menutup pemaparannya dengan sebuah slide show karya foto hitam putih yang dibuatnya mengenai bencana lumpur lapindo di Sidoarjo. Dimana aransemen musik yang menjadi back sound karya fotonya diciptakan oleh komposer Toni Prabowo dan diisi oleh suara vocal dari Nya Ina Raseuki atau Ubiet. Bila kita lihat, Slide Show yang diberi judul Atlantis Van Java ini bagaikan sebuah eufemisme visual yang menyindir pemerintah dalam menangani bencana lumpur lapindo.

Akhirnya tiba giliran Jay Subyakto yang memaparkan materinya. Slide pertama yang diperlihatkan adalah sebuah tulisan dari salah satu brosur hotel yang dilihatnya, berbunyi “Why not think things that have never been thought before”. Tulisan inilah yang menginspirasi seorang Jay untuk menciptakan karya-karya visual baik itu foto dan video, yang berbeda dari yang lainnya. Ia mengutarakan bahwa mengapa kita harus membuat sebuah karya yang sama dengan orang lain, kenapa kita tidak berani membuat sesuatu yang berbeda atau melawan pakem-pakem yang ada. Ia pun memberikan contoh beberapa karya fotonya yang disajikan Out of Focus, yang mungkin bagi sebagian orang menentang foto hasil bidikannya dan berpendapat bahwa foto tidak fokus itu adalah foto yang gagal. Lalu Jay bercerita pada umumnya banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan jasa sutradara iklan dengan mengimpor mereka dari luar negeri. Sehingga kadang lokasi syutingnya pun dilakukan di luar Indonesia. Padahal menurut jay, semua tim yang diperlukan untuk menggarap iklan itu sudah tersedia dan ada di Indonesia. Dari mulai sutradara, director of photography (dop), hingga digital imaging artist. Untuk itulah Jay selalu memberikan persyaratan kepada semua klien yang ingin menggunakan jasa profesionalnya, agar semua tim kerjanya wajib menggunakan tenaga ahli dari Indonesia dan lokasi syutingnya pun wajib di Indonesia. Prinsip itulah yang dipegang teguh oleh Jay hingga kini karena ia ingin memberikan pemahaman bahwa sudah sepatutnya lah kita harus bangga terhadap Negara Indonesia, terhadap apa yang bangsa kita miliki sekarang.

Ada beberapa karya visualnya dalam bentuk iklan yang dipresentasikan pada program Photo Rendezvous ini. Diantaranya iklan salah seorang pengusaha tenun, iklan produk citra dan iklan produk rokok Gudang Garam. Banyak hal menarik yang disampaikan olehnya ketika menggarap iklan-iklan tersebut. Seperti pada saat Jay diminta untuk menggarap iklan produk kecantikan citra. Saat itu ia memberikan persyaratan kepada kliennya bahwa ia tidak mau mengambil gambar adegan wanita yang sedang lulur ataupun menampilkan kulit seorang wanita yang tadinya hitam lalu tiba-tiba berubah menjadi putih setelah menggunakan produk citra tersebut. Jay ingin membuat sebuah konsep baru bahwa ia ingin menampilkan sisi lain dari seorang wanita yaitu kekuatannya sehingga menjadi identik dengan produk kecantikan tersebut. Setelah iklan itu ditayangkan, ternyata Jay tidak pernah mendapatkan pekerjaan itu lagi. Meski begitu ia cuek karena baginya sangat penting untuk menjadi berbeda dan membuat karya-karya yang baru. Lalu ketika Jay membuat iklan visual Gudang Garam, ia pun memilih lokasi syuting di Lapindo dengan menggunakan ratusan tentara sebagai pemainnya, sembari (sebenarnya) menyindir soal bencana lumpur tersebut. Alhasil iklan tersebut hanya dapat tayang sepekan di TV karena langsung mendapat kecaman dan teguran dari Bakrie Group. Sebegitunya. Tapi walaubagaimanapun, misi seorang Jay pada saat itu telah berhasil karena ratusan juta masyarakat Indonesia sempat melihat tayangan visual tersebut. Bila kita lihat, garapan visual apik yang dibuat oleh seorang Jay merupakan cuplikan-cuplikan fotografis yang sangat kental. Dia mencoba untuk menjahit pesan, harapan dan provokasi yang menggelora dalam dirinya sehingga menjadi sebuah kain yang utuh dalam bentukan visual yang diciptakannya. Bila kita bertanya kepada Jay, apa yang menjadi relevansi antara karya-karyanya dengan isu Photography Now? Mungkin baginya adalah sebuah cara lain, cara pandang dan cara pemahaman baru dalam menyikapi sebuah isu yang ditiupkan bersama dengan sebuah prinsip yang menjunjung tinggi kebenaran serta nilai-nilai yang mulia bagi masyarakat kita. Tentunya kita semua harus memiliki sikap optimis bahwa fotografi mampu untuk itu.

(c) APC Institute – 2011

December 6, 2011

PHOTO RENDEZVOUS #10 – “Photography Now” featuring Oscar Motuloh & Jay Subiyakto…{CLOSED}

Menjumpai Sahabat

APC Institute mengundang para sahabat untuk menghadiri program

PHOTO RENDEZVOUS #10
Discussion Talk, Porfolio Reviews, and Story Behind The Shoot

TEMA
“Photography Now”

PEMBICARA
Oscar Motuloh
Fotografer, Pewarta Foto & Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara

Jay Subiyakto
Fotografer & Penata Artistik

TEMPAT
Cawan Photo Space
Ruang Fotografi Publik
Surapati Core Blok M32 Lt3
Jalan PHH.Mustofa 39
Bandung

WAKTU
Kamis 8 Desember 2011
Pukul 19.00 wib – 20.30 wib

KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir mohon menuliskan nama, nomor handphone & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.

Photo Rendezvous adalah sebuah program edukasi yang diinisiasi oleh APC Institute berupa presentasi foto, diskusi dan cerita di balik pemotretan yang disampaikan oleh seorang pembicara. Penyelenggaraan program Photo Rendezvous tidak memiliki jadwal yang tetap. Karenanya kehadiran Photo Rendezvous ibarat maling yang tidak pernah mengentuk pintu sebelumnya. Photo Rendezvous bisa hadir sebulan sekali, sebulan tidak sama sekali, seminggu sekali, tiga kali sehari, atau sekali-sekali saja. Satu hal yang pasti, Photo Rendezvous akan selalu hadir selama fotografi kita belum mati. Sebab Photo Rendezvous ini ada dengan harapan agar fotografi selalu hidup dan dapat memberikan ruh bagi kita semua yang mengaku sebagai masyarakat visual. Oleh karena itu kami berharap agar Photo Rendezvous dapat menciptakan jejaring di antara komunitas kreatif, membangun rasa persaudaraan dalam satu jiwa serta menghasilkan karya-karya yang dapat meninggalkan jejak peradaban bagi manusia. Sehingga tidak akan pernah ada kata kesepian dalam fotografi kita.

Mari bergerak bersama kami…

INFO LANJUT
APC Institute
air photography communications
agency, education centre & program management of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
facebook: apc institute & twitter: @apcinstitute
http://www.airfotonetwork.wordpress.com

November 18, 2011

Foto Liputan Program Riung Sinema #5 @ Cawan Photo Space – Jumat 18 November 2011

(c) apc institute – 2011

November 4, 2011

RIUNG SINEMA #5 – Program Pemutaran Film & Dialog Fotografi “Schindler’s List” karya Sutradara Steven Spielberg…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

APC Institute mengundang para sahabat untuk berkolaborasi pada program

RIUNG SINEMA #5 – Program Pemutaran Film & Dialog Fotografi
Riung Sinema adalah sebuah program pemutaran film-film karya sutradara ternama di dunia seperti Martin Scorsese, Akira Kurosawa, Oliver Stone, Steven Spielberg, Woody Allen, Stanley Kubrick, Francis Ford Coppola, David Linch, Joel & Ethan Coen, Steven Soderberg, Quentin Tarantino, Ang Lee, Wong Kar-Wai, dan lain lain. Setelah para partisipan melihat & menyimak film tersebut secara bersama-sama, program ini kemudian dilanjutkan dengan dialog dan diskusi interaktif yang melibatkan audience tentang isi, makna & kajian visual yang dihadirkan pada film tersebut. Program ini bertujuan untuk menggali dan memperdalam wawasan visual yang kemudian mampu diterapkan ke dalam disiplin fotografi.

WAKTU
Jumat 18 November 2011
Pukul 15.00 s/d 17.00 wib

TEMPAT
Cawan Photo Space
Surapati Core Blok M32 Lantai 3
Jalan PHH.Mustofa 39
Bandung 40192

FILM
Judul, Schindler’s List
Sutradara, Steven Spielberg


SINOPSIS SINGKAT
Film ini mengisahkan riwayat Oskar Schindler yang diperankan oleh Liam Neeson, seorang pengusaha yang berperan dalam menyelamatkan nyawa lebih dari seribu orang yahudi polandia pada masa Holocaust. Judul Schindler’s List merujuk kepada daftar nama dari 1.100 orang yahudi yang dipekerjakan Schindler di pabriknya sehingga mereka tidak dikirim ke kamp konsentrasi. Sebuah kutipan kalimat dari Talmud yaitu “Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, ia menyelamatkan seluruh dunia”, menjadi kunci mengenai isi film ini.

PENDUKUNG PROGRAM
Andhika Prasetya Photo Library
Fotografi Bergerak
Cawan Photo Space

KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir wajib menuliskan nama, nomor hp & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.

Mari bergerak bersama kami…

INFO LANJUT
apc institute
air photography communications
agency, program management & class of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
http://www.facebook.com/apc institute & twitter @apcinstitute
http://www.apc-institute.com

November 1, 2011

Foto Liputan Penjurian Kemilau Nusantara Photo Contest @ Cawan Photo Space (31 Oktober 2011)

(c) apc institute – 2011

November 1, 2011

Karya Foto Pemenang & Finalis Kemilau Nusantara Photo Contest 2011

Menjumpai sahabat…

Pada hari Senin tanggal 31 Oktober 2010 pukul 12.00 wib telah dilakukan penjurian Kemilau Nusantara Photo Contest 2011 yang bertempat di Cawan Photo Space, Surapati Core Blok M32 Bandung. Lomba Foto Kemilau Nusantara dengan tema “Semarak Budaya Indonesia” yang diselenggarakan oleh Disparbud Jawa Barat dan APC Institute ini diikuti oleh 84 peserta dengan jumlah karya foto yang masuk sebanyak 304 buah.

Dewan juri lomba foto ini terdiri dari 3 orang yaitu :
Dudi Sugandi (Wartawan Foto Senior Pikiran Rakyat)
Galih Sedayu (Fotografer & Pengelola APC Institute)
Rama Surya (Fotografer, Seniman & Penulis Buku)

(c) APC Institute
Berikut ini adalah para pemenang & finalis Kemilau Nusantara Photo Contest 2011 :

Pemenang ke-1
“Action” – Sofyan Effendi, Jakarta

Pemenang ke-2
“Army Pose” – Toni Kusnandar, Bandung

Pemenang ke-3
“Prajurit Dari Papua” – R. Soehendy, Bandung


Pemenang Harapan ke-1 
“Beda Budaya” – Paulus Suwito, Bandung

Pemenang Harapan ke-2
“Topeng Betawi” – Dedy H. Siswandi, Bandung

Finalis
“Merayakan Musim Panen” – Adrian

Finalis
“Anti Grafity” – Helmi Rahmat S

Finalis
“Semangat Kemilau Nusantara” – Hendra Mulya

Finalis 
“Primadona” – Howardi Godjali

Finalis
“Bersahaja” – Kinkin Panenthe

Untuk itu masing-masing pemenang akan mendapatkan hadiah dari berupa :

Juara I : Trofi Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Indonesia & Uang Tunai Rp.5.000.000,-
Juara II: Trofi Gubernur Jawa Barat & Uang Tunai Rp. 2.000.000,-
Juara III: Trofi Bupati Bogor & Uang Tunai Rp. 1.000.000,-
Juara Harapan (2 orang) : Trofi Disparbud Jabar & Uang Tunai @ Rp.500.000,-

Selamat kepada para pemenang dan terimakasih kami ucapkan kepada seluruh peserta dan partisipan Kemilau Nusantara Photo Contest 2011. Sampai jumpa di program Kemilau Nusantara Photo Contest yang selanjutnya. Salam.
-APC Institute-
October 21, 2011

Liputan Foto Program Riung Sinema #4 @ Cawan Photo Space (Jumat 21 Oktober 2011)

(c) apc institute – 2011

October 4, 2011

RIUNG SINEMA #4 – Program Pemutaran Film & Dialog Fotografi “The Pianist” karya sutradara Roman Polanski…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

APC Institute mengundang para sahabat untuk berkolaborasi pada program

RIUNG SINEMA #4 – Program Pemutaran Film & Dialog Fotografi
Riung Sinema adalah sebuah program pemutaran film-film karya sutradara ternama di dunia seperti Martin Scorsese, Akira Kurosawa, Oliver Stone, Steven Spielberg, Woody Allen, Stanley Kubrick, Francis Ford Coppola, David Linch, Joel & Ethan Coen, Steven Soderberg, Quentin Tarantino, Ang Lee, Wong Kar-Wai, dan lain lain. Setelah para partisipan melihat & menyimak film tersebut secara bersama-sama, program ini kemudian dilanjutkan dengan dialog dan diskusi interaktif yang melibatkan audience tentang isi, makna & kajian visual yang dihadirkan pada film tersebut. Program ini bertujuan untuk menggali dan memperdalam wawasan visual yang kemudian mampu diterapkan ke dalam disiplin fotografi.

WAKTU
Jumat 21 Oktober 2011
Pukul 15.00 s/d 17.00 wib

TEMPAT
Cawan Photo Space
Surapati Core Blok M32 Lantai 3
Jalan PHH.Mustofa 39
Bandung 40192

FILM
Judul, The Pianist
Sutradara, Roman Polanski

SINOPSIS SINGKAT
Wladyslaw Spilzman adalah seorang pianis Yahudi Polandia yang terkenal, bekerja di Radio Polandia. Pada bulan September tahun 1939, stasiun radio dibom oleh serangan Nazi Jerman. Dia pulang kampung dan menyadari bahwa Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dia pun percaya kalau perang akan selesai secepatnya dan keluarganya pun bahagia. Ketika pendudukan Nazi di Polandia, keluarga Yahudi diwajibkan untuk membatasi jumlah uang, memakai ikat tangan berlambang Bintang Daud, dan pada tahun 1940, Nazi pun menyerang Ghetto (Perkampungan) Yahudi di Warsawa. Mereka pun menghadapi teror, kelaparan dan kematian di situ. Sebagian dari mereka pergi ke kamp konsentrasi di Treblinka. Untungnya, Wladyslaw Splizman selamat dari sweeping Yahudi berkat bantuan seorang perwira Jerman yang bekerja di Polisi Yahudi. Walaupun begitu, dia terpisah dari keluarganya. Dia pun bertahan sendiri.

Sewaktu hidup dalam persembunyian, ia menyaksikan banyak kekejaman pasukan SS (Schutzstaffel), seperti pembunuhan berantai, dan pembakaran massal. Spilzman juga menyaksikan penyerangan terhadap Ghetto Warsawa, dimana para Yahudi berusaha mempertahankan Ghetto-nya, tapi mereka pun kalah dari SS yang kekuatannya lebih besar. Satu tahun berlalu dan kehidupan di Warsawa serasa hidup di kota hantu. Pada saat itu, Spilzman nyaris mati karena sakit dan kekurangan makanan. Setelah semua penduduk Polandia kabur, dan semua prajurit SS mundur dari Warsawa karena serangan Soviet, Spilzman pun sendiri. Dia pun mencari makanan dari rumah yang tidak dibom, dan ketika itu, dia menyadari bahwa dia sedang dilihat oleh seorang perwira Jerman bernama Kapten Wilm Hosenfeld. Dia menyuruh Spilzman untuk memainkan lagu di piano. Akhirnya, Spilzman memainkan lagu Chopin-Ballade in G minor. Dia pun menyuruh Spilzman agar tidak bersembunyi. Setelah itu, Hosenfeld mengirim makanan kepada Spilzman, walaupun Spilzman seorang Yahudi. Ternyata memang Hosenfeld tidak tahu identitas Spilzman sebagai seorang Yahudi.

Beberapa minggu kemudian, tentara Jerman mundur dari Warsawa karena serangan Soviet. Sebelum berpisah, Hosenfeld bilang pada Spilzman bahwa namanya dalam Bahasa Jerman adalah Spielmann, yang artinya orang yang selalu bermain. Hosenfeld memberinya mantel (overcoat) tentara Jerman. Ketika pasukan Polandia mencapai Warsawa, mereka menemui Spilzman dan mereka mengiranya pasukan Jerman. Mereka pun menembak, tapi Spilzman mengatakan bahwa ia Yahudi dan tembakan pun berhenti. Ketika ditanya, mengapa memakai mantel tentara Jerman, dia hanya bilang “Saya kedinginan”. Ketika sebuah kamp konsentrasi dibebaskan oleh pasukan Soviet, Kapten Hosenfeld tertangkap disana. Kapten Wilm Hosenfeld pun meminta pembelaan dari Spilzman. Sayangnya, Spilzman datang terlambat ke kamp konsentrasi itu karena Hosenfeld sudah dibawa pergi ke Soviet. Film pun berakhir dengan konser Spilzman di Warsawa yang membawakan lagu “Chopin-Grande Pollonaise Briliante in E flat major”

PENDUKUNG PROGRAM
Andhika Prasetya Photo Library
Fotografi Bergerak
Cawan Photo Space

KETERANGAN
Program ini bebas untuk umum dan tidak dikenakan biaya (Free).
Bagi sahabat yang ingin hadir wajib menuliskan nama, nomor hp & asal institusi/kampus/klub di kolom “comments” pada posting ini.

Terimakasih atas atensinya. Kehadiran para sahabat merupakan energi kreatif bagi kami.

Mari bergerak bersama kami…

INFO LANJUT
apc institute
air photography communications
agency, program management & class of photography
surapati core blok m32
jalan phh.mustofa 39 bandung
telepon 022-87242729 / 70160771
contact person: rani (022-92347207)
apc_institute@yahoo.com
http://www.facebook.com/apc institute & twitter @apcinstitute
http://www.apc-institute.com

September 23, 2011

Foto Liputan Program Riung Sinema #3 @ Cawan Photo Space (23 September 2011)

(c) apc institute