Tulisan oleh Bellanissa B. Zoditama
Pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2011, APC Institute mengadakan sebuah progam dengan nama Business and Management Workshop of Photography atau disingkat dengan BMW. Acara ini bertujuan untuk memberikan wacana serta harapan baru kepada peserta workshop agar dapat menerapkan berbagai metoda, menyerap pengalaman & mengembangkan wawasan yang disampaikan oleh para pembicara ke dalam sebuah bisnis usaha fotografi yang baru atau telah dimulai. Peserta workshop yang hadir berasal dari berbagai kalangan diantaranya Firdaus Herlambang (pengusaha distro), Dedy Eka Saputra (freelance fotografer yang tinggal di lampung), Rani Fikria Hanifah (mahasiswi STISI), Reka Anisa Mulyaningsih (pengusaha bidang IT), Wahyu Loekito (mahasiswa IMTelkom), Rizki Rachmat (mahasiswa), Reza Prasetya (mahasiswa lulusan Itenas), Ivan Fachrurezha (mahasiswa IMT Telkom) & Wahyu Prasetya (mahasiswa IMTelkom). Dalam workshop ini menghadirkan dua pembicara sekaligus yaitu Galih Sedayu, selaku pemilik dari APC Institute, dan juga Hendrikus Ardianto, selaku pemilik Papyrus Photo. Acara yang berlangsung selama 6 jam ini mulai dari pukul 10.00 WIB hingga 15.00 WIB dan dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama yaitu pemberian materi bisnis & manajemen fotografi alternative oleh Galih Sedayu serta pemberian materi bisnis & manajemen fotografi ritel oleh Hendrikus Ardianto. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi pembuatan business plan, presentasi, evaluasi, dan tanya jawab.
Business and Management Workshop of Photography ini menjelaskan tentang dasar-dasar bisnis dan manajemen yang terkait dengan dunia fotografi. Ada beberapa bidang yang terkait dengan bisnis foto yaitu wedding photography, commercial photography, documentation photography, stock photography, digital photography, courses of photography, dll. Menurut Galih Sedayu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memulai bisnis. Di antaranya adalah mempersiapkan sebuah business plan, merancang marketing strategy. Setelah itu lakukan prinsip seperti moto perusahaan sepatu Nike, just do it. Dan jangan takut untuk membuat kesalahan, karna hidup dengan melakukan kesalahan lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Dan terakhir, diperlukan kesadaran manajemen dalam mengelola bisnis tersebut agar berjalan dengan baik.
Pada sesi terakhir dalam acara workshop ini, para peserta dibagi kedalam beberapa kelompok. Selama 45 menit, masing-masing kelompok diberikan waktu untuk membuat sebuah business plan tentang usaha foto mereka. Setelah waktu berdiskusi selesai, mereka pun segera memberikan presentasi tentang hasil business plan mereka di depan para pembicara dan para kelompok lainnya. Hasilnya cukup menarik. Ada kelompok yang mempresentasikan tentang bisnis fotografi khusus yang mendokumentasikan momen keluarga, bisnis restoran yang membawa konsep fotografi di dalamnya, serta bisnis studio foto khusus fashion dengan tema konseptual. Semua business plan yang dipaparkan oleh masing-masing kelompok sangatlah menarik, namun harus membutuhkan realisasi yang nyata untuk mencapainya. Dan mengutip pembicaraan dari Hendrikus Andrianto bila ingin berbisnis harus memikirkan tiga cara yaitu, Berani Mencoba, Berani Bersaing, dan Berani Gagal.
(c) apc institute – 2011