Tulisan oleh Bellanissa B. Zoditama
Foto oleh Ruli Suryono
Pada hari Sabtu tanggal 16 Juli 2011 bertempat di Caldera Camp, Kampung Maen, Bumi Perkemahan Cibubur, Teh Kotak mengadakan sebuah event Festival “Thanks To Nature”. Selain bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap lingkungan, Thanks to Nature juga merupakan event untuk membagi semangat bersyukur, sekaligus menjadi weekend getaway dengan melepas kerinduan akan alam. Spiritnya adalah ekspresi rasa syukur, aksi, motivasi, dan sikap yang positif terhadap alam. Program ini memiliki beberapa stage dengan mengambil nama dari alam, yaitu Stage Api, Stage Langit, Stage Air, Stage Bumi, Stage Angin, dan Stage Sinema Alam yang kesemuanya memiliki kegiatan yang berbeda & unik.
APC Institute bekerja sama dengan Komunitas Lubang Jarum Bandung (KLJ) ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Pada event Thanks to Nature ini, KLJ Bandung menjadi tamu kehormatan untuk mengisi program Narsis & Aksi Komunitas Foto atau Nasakom yang kedua kalinya. Dimana program yang pertama sempat menghadirkan Komunitas Lensa Manual atau Kolam Bandung.Komunitas Lubang Jarum adalah sebuah kumpulan para pecinta proses rekam fotografi purba yang menggunakan berbagai media unik seperti kaleng atau kardus/kotak. Meski dalam perkembangannya komunitas ini telah bercabang menjadi berbagai kelompok, namun dasar dan prinsip yang dipakai tetap sama. Komunitas Lubang Jarum sendiri telah tersebar di 17 kota yang ada di Indonesia dan sangat aktif mengadakan kegiatan seperti pameran, hunting foto, workshop, dan lain sebagainya.
Pada acara Thanks to Nature ini, Deni Sugandi sebagai Ketua KLJI Bandung memberikan sebuah presentasi tentang proses merekam dengan kamera lubang jarum yang diliput secara langsung oleh Stasiun Metro TV. Para pengunjung juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung menyaksikan pembuatan kamera lubang jarum yang menggunakan kotak kemasan/kardus Teh Kotak yang sudah kosong. Terlihat sekali antusiasme pengunjung untuk mencoba menggunakan kamera lubang jarum ini. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya pengunjung yang mengunjungi stan KLJI Bandung. Mereka bertanya-tanya tentang komunitas ini dan juga ikut terjun langsung dalam pengambilan objek foto dengan menggunakan kamar gelap yang disediakan oleh KLJI Bandung. Menurut Deni, diharapkan setelah mengikuti acara ini, pengunjung dapat turut mengapresiasi seni rekam fotografi sebagai bagian dari gaya hidup, sekaligus mengolah rasa, merekam dunia melalui lubang kecil yaitu kamera lubang jarum.