(c) dudi sugandi
http://www.pikiran-rakyat.com/node/185552
BANDUNG, (PRLM).- Menjadi fotografer perempuan itu banyak tantangannya. Tantangan terbesar malah kadang-kadang ia dapati dari sesama perempuan yang meragukan kemampuannya dalam berkarya. Hal tersebut dikemukakan fotografer perempuan Siti Desintha, APC Institute Kompleks Surapati Core M-32 Bandung.
“Fotografer itu identik dengan pria, sehingga untuk beberapa kondisi orang tidak terlalu menganggap fotografer wanita. Padahal kalaupun mau diadu, saya berani menguji kemampuan,” tantang fotografer yang sering menjuarai lomba foto itu.
Mencari foto juara itu tidak perlu jauh-jauh. Untuk sebuah lomba foto, kita harus fokus pada salah satu peristiwa. Terlalu banyak berkeliling malah membuat kita menghabiskan tenaga. “Yang penting fokus di satu titik dan ambil yang terbaik,” ujanya memberikan tips.
Apa yang dituturkan Siti Desintha merupakan pengalaman berharga yang ia bagikan kepada peserta diskusi. Belasan kali menjuarai lomba foto di tingkat lokal dan nasional membuatnya terus mengasah kemampuan diri yang membuatnya makin dikenal di kalangan pemburu lomba foto. “Lomba foto itu membuat diri kita terus dipacu untuk menjadi yang terbaik karena harus terus menghasilkan karya yang kreatif,” tambahnya.
Pada diskusi dalam rangka Hari Kartini yang diikuti mahasiswa, fotografer, dan pencinta fotografi, Siti mempresentasikan sejumlah karya yang pernah menjuarai lomba-lomba foto. Setiap foto ia jelaskan secara rinci konsep serta pesan yang akan ia sampaikan.
Menurut pemilik APC Institute Galih Sedayu, kegiatan Mata Hawa kali ini menampilkan sosok fotografer wanita yang sering menjuarai lomba foto. “Sosok Siti Desintha mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat perempuan yang suka memotret,” jelasnya.(A-58/A-147)***
Leave a Reply